HMP Biosfer 2020 dan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNS telah mengadakan kegiatan webinar nasional pada Sabtu, 30 Mei 2020 dengan platform Zoom dan Live streaming YouTube. Acara ini berlangsung mulai pukul 09.30 WIB hingga pukul 11.30 WIB. Webinar kali ini mengangkat tema Sebuah Studi Konservasi Zoologi "Zona Merah Satwa Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19". Tujuan diadakannya webinar ini adalah bertujuan untuk mendapatkan informasi dan sharing dampak Pandemi Covid 19 terhadap keberadaan satwa serta upaya conservasinya baik secara in situ maupaun exsitu. Bertindak sebagai narasumber yaitu Bapak Jarot Wahyudi, S.Hut, M.RUP (PEH Balai Taman Nasional Gunung Merbabu) dan Bapak Bimo Wahyu Widodo DS, SP, M.Si., CPM (Direktur Utama Taman Satwa Taru Jurug). Bertindak sebagai moderator yaitu Ibu Dewi Puspitasari, S.Pd., M.Sc. (Dosen Pendidikan Biologi FKIP UNS). Webinar ini diikuti oleh 684 peserta yang berasal dari 29 provinsi di Indonesia dari berbagai macam lembaga meliputi Universitas Negeri dan Swasta, Politeknik, Sekolah Tinggi, Instansi Negara dan daerah, Sekolah, Taman Satwa, serta Yayasan dan Organisasi dari berbagai daerah di Indoneia.
Acara dibuka oleh Ibu Dr. Muzzazinah M.Si. selaku kepala program studi Pendidikan Biologi FKIP UNS. Kemudian dilanjutkan dengan acara inti yang dipandu oleh Ibu Dewi Puspitasari, S.Pd., M.Sc selaku moderator. Bapak Bimo Wahyu Widodo DS, SP, M.Si., CPM selaku pembicara pertama membahas mengenai zona merah konservasi ex-situ, yaitu kisah Jurug sebagai benteng perlindungan satwa dan upaya pengelolaannya. Selain itu juga dijelaskan mengenai etologi satwa saat terjadi pandemi Covid-19 dan upaya strategis penanganan satwa saat terdampak Covid. Sedangkan Bapak Jarot Wahyudi, S.Hut, M.RUP selaku pembicara kedua membahas mengenai pengelolaan satwa liar kawasan in-situ di Tengah Pandemi Covid-19 dan kolaborasi science, teknologi, dan inovasi menuju tata kelola baru satwa liar Indonesia.
Bapak Bimo Wahyu Widodo DS, SP, M.Si., CPM menjelaskan bahwa Taman Satwa Taru Jurug memiliki fungsi konservasi, edukasi, penelitian, dan rekreasi. Taman satwa juga berperan sebagai pusat cadangan populasi genetik terpilih yang terjamin untuk mendukung konservasi insitu. Pengelolaan TSTJ selama Pandemi Covid-19 diantaranya:
1. Pencegahan dan antisipasi Covid-19 pada satwa: mengikuti protokol kesehatan manusia dan protokol pengelolaan lembaga konservasi.
2. Sumber Pendanaan: pendanaan internal, dari Pemkot Surakarta, donasi pakan baik barang maupun uang, penjualan tiket dimuka (off line dan on line), Sponsor di muka.
3. Kondisi satwa terbaru: sehat dan ada yang melahirkan (Onta, Sitatungga, Rusa Timor, Kangguru),
4. Isu pakan sudah teratasi. Mengenai etologi satwa selama KLB Covid-19 dijelaskan bahwa belum ada study terkait etologi satwa selama KLB Covid-19, baru terjadi secara global dalam sejarah moderndari pengamatan visual namun siamang jarang bersuara karena sudah tidak ada wisatawan yang berkunjung.
Hal ini menjadi tantangan bagi perguruan tinggi untuk melakukan study mendalam tentang etologi di lembaga konservasi dalam massa KLB Covid-19. Kolaborasi science, teknologi, dan inovasi menuju tatakelola baru satwa liar Indonesia sangat diperlukan. Menurut Bapak Jarot Wahyudi, S.Hut, M.RUP diperlukan kegiatan mereview, evaluasi, dan mengkaji lesson learn kelola satwa liar selama pandemic untuk menyiapkan bentuk kelola satwa liar saat pembentukan “new normal”. Pandemi Covid-19 menjadi bahan intropeksi manusia untuk tinggal harmonis bersama alam dan satwa liar.
Dilaporkan bahwa taman satwa dan kawasan konservasi tutup total dikarenakan pandemi Covid-19 ini. Meskipun demikian, satwa-satwa yang ada harus terus dirawat. Beberapa taman satwa sudah mulai menggunakan alternative pakan yang lebih murah. Begitu halnya dengan perawatan taman nasional, keanekaragaman hayati yang ada dialamnya juga perlu dirawat meskipun dalam kondisi pandemik, agar kekayaan hayati yang ada tetap lestari. Akibat pandemi ini, pemerintah juga membuat beberapa protocol baru terkait izin konservasi. Pada acara kali ini juga dibuka donasi untuk pengelolaan dan penanganan satwa di Taman Satwa Taru Jurug Surakarta.
Webinar dengan tema Sebuah Studi Konservasi Zoologi "Zona Merah Satwa Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19" yang diadakan oleh HMP Biosfer 2020 dan Program Studi Pendidikan Biologi UNS merupakan seri pertama dan mendapatkan respon positif dari seluruh peserta karena dinilai sangat bermanfaat. Sehingga Ibu Dr. Muzzazinah, M.Si. selaku Kaprodi Pendidikan Biologi FKIP UNS merencanakan untuk menyelenggarakan Webinar series selanjutnya dan direncanakan untuk diselenggarakan pada tanggal 20 Juni 2020. Webinar seri kedua yang akan dilaksanakan dalam skala nasional sudah mendapatkan antusiasme dari peserta yang telah mengikuti webinar seri pertama.
Comments